Selamat Datang

Kamis, 11 Juni 2009

DALAM JIWA INI

malang, kamis,22, 11, “07
Siapakah dirimu?
Semena-mena datang memangku kata-kata
Kau benar sebagai ayah?
Dan kalian benar keluarga besarku?
Atau kalian anak-anak Tuhan?

Seorang ayah telah menjelma Tuhan di Zaman buta ini
Menyeret sekehendak durja
Memaksa dengan kata absolut tak terbantahkan

Di Zaman buta ini ayah telah menjelma raja dinasti kuno
Anak seorang rakyat jajahan belanda
Kata-kata ayah kalimat agung yang harus dikeramatkan
Higawannyapun menjadi undang-undang, “maka ta’atilah!

Dari jauh ujung suara ayah membentak, membengkak ditelinga
Memecah gendang asa dalam jiwa yang tenang,
menghayati rahmat Tuhan dalam karya agung-Nya yang menjelma Cinta di hatiku
Hingga kasihku dan sayangku dalam kasih sayang Tuhanku
Untuknya sejati hidupku

“berhenti”!
sukmaku membentak sunyi
langit hatiku mendung dalam jiwaku yang murung
disana, diluar sadar jiwa telah menanti padang-padang gersang
yang dihapar dengan jiwa gerang
sikepala batu tanpa hati
dan arus jiwaku dalam hasrat suciku mampukah mengkikisnya
dalam ketidak berdayaanku
merpati lembut yang terbang tanpa sayap meminta

“buktikan bahwa antum muslim yang tangguh”
Kata gadis alif kekasih Tuhan itu!
Yang kelembutan jiwanya
Kehalusan tutur kata dan bahasanya
Keluhuran budipekertinya
Menggelayuti sukmaku
Bertahta dalam sanubariku
Semoga menjadi permata hatiku
Hingga betapa bahagia hatiku seorang
Bersama dalam hidup merangkai riang
Merajut cinta da’wah gemilang
Semoga..
Semoga..
Se..se..semoga..
Jangan biarkan tangisku najis
Karena air mata yamg menghiris
Hingga sukmakupun miris.



0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008