Selamat Datang

Kamis, 11 Juni 2009

KAU YANG KUSAKITI WAKTU ITU

Aku tulis sajak ini untuk saudari terhormatku
yang menggelayuti asa jejakaku


Kau yang kusakiti waktu itu dengan kata-kata emosi tak terkendali
Sejak itu selalu membayangiku
Menggelayuti jenakku
Mengekang anganku yang entah samapai kapan berakhir
Dari relung kelembutan jiwamu
Kau menghampiriku
Dengan maaf kau bersihkan aku
Yang berlumur dosa nista nafsu

Bagimu mungkin maafmu telah membebaskan aku
Nemun kata belati yang kugores di hatimu
Telah menggores luka dihatiku
Hingga perihnya dalam dasar jiwaku tak memaafkan aku

Jiwaku merintih mengerang lirih kapanpun melihatmu
Seperti luka disiram air garam
Seperti cacing dipanggang surya lalu disiram air panas
Berkata-kata tampa suara disengat kebingungan
Menangis dalam desah gelombang jiwaku
Air mata menggenangi sukmaku

Kau yang aku sakiti waktu itu dengan kata-kata emosi tak terkendali
Betapa degilnya aku melupakan budimu
Betapa tragis jiwaku dalam kealifan sukmamu
Putih jilbabmu dalam putih hatimu
Lembut ahlakmu dalam lembut pekertimu
Yang terbina menentrem dalam asma kasih tuhanmu

Kukemanakan akalku waktu itu
Kenapa tidak gila saja saat itu
Agar tak lagi kau kenali aku
Dan siapapun jijik denganku

Ooohh,
Lempar saja aku dalam jurang berbatu cadas
Lalu benturkan kepaluku pada batu tebing bertaring
Hingga luka membunuh luka
Perih merentas perih
Siksa membantai siksa
Hingga bisu mengantarkannya pada bungkam
Bungkam menggiringnya pada lelap sukma jiwa
Dalam gelap peket tak ber tepi

Hezhna El-bajoe
Aku tulis sajak ini diantara kedap kedip bintang gemintang
Di naung wajah sendu rembulan yang tak lagi perawan
Semburatnya merambat memalas, berpendar pudar
Menaungi bumi yang terlelap dalam gelap diselimuti hitam pitam sunyi malam

Malang, 26 November ‘07



0 komentar:

Template by - Abdul Munir - 2008